a a a a a a a a
Logo Header  Footer

Event & News

Keterampilan essensial yang dimiliki para Demand Planner yang sukses
Para profesional Demand Planner dicirikan sebagai individu yang berfikiran analitis dan selalu menyampaikan pendapat berdasarkan data. Demand Planner professional yang baik pada umumnya unggul dalam keterampilan dan teknik peramalan khusus sesuai dengan kebutuhan masing-masing industri yang dijalankan, namun yang membuat profesional Demand Planner lebih sukses dengan yang lainnya adalah kemampuan mereka untuk berkolaborasi secara positif serta dengan murah hati berbagi pengetahuan dengan rekan-rekan di fungsi terkait di perusahaan mereka.

Terdapat beberapa keterampilan yang essensial dan harus dimiliki oleh para profesional Demand Planner yang sukses, namun mungkin tidak dapat ditemukan dalam buku-buku mengenai Demand Planner yang pernah Anda pelajari sebelumnya. Keterampilan tersebut adalah perpaduan yang sehat dari keterampilan soft skill yang dikombinasikan dengan keahlian teknis Demand Planning terkini, yang akan menumbuhkan budaya kerjasama dalam tim, pertumbuhan pribadi (personal development), dan produktivitas pekerja, yaitu:

1. Kreativitas
Pemecahan masalah terkait kegiatan perencanaan & peramalan kebutuhan membutuhkan kreatifitas yang baik dan dapat mengilhami inovasi dan keragaman pemikiran untuk dapat menemukan solusi terbaik di suatu masalah perencanaan kebutuhan.

Jelajahi kemungkinan-kemungkinan kreatif saat menggunakan pengenalan pola data dan keterampilan probabilistik Anda untuk meningkatkan keakuratan metodologi peramalan dan perencanaan kebutuhan Perusahaan Anda, jadilah kreatif!

2. Mendengarkan
Mendengarkan secara aktif merupakan keterampilan penting yang akan membantu Anda untuk lebih memahami kebutuhan organisasi dan rekan kerja Anda.

3. Komunikasi
Komunikasi verbal dan tertulis yang jelas dan baik akan membantu Anda dalam menjual ide-ide strategi perencanaan kebutuhan yang lebih baik Anda dengan tingkat kesuksesan yang lebih besar. Poin data yang ringkas dan padat yang dikombinasikan dengan beberapa penceritaan visual yang mudah dipahami akan selalu lebih disukai jika Anda ingin menarik perhatian audiens saat menyajikan data dan menyampaikan gagasan-gagasan Anda.

4. Empati
Menunjukkan perhatian yang baik kepada rekan kerja selama situasi sulit adalah bagian penting dari cara kita berinteraksi satu sama lain. Ini akan membawa Anda keluar dari perspektif Anda sendiri dan menempatkan Anda pada posisi rekan kerja di fungsi lain yang memungkinkan untuk melihat situasi secara berbeda dan dapat merumuskan strategi perencanaan yang lebih baik dan produktif.

5. Mentoring
Berbagi keahlian perencanaan kebutuhan Anda dengan orang lain dapat menawarkan umpan balik yang berguna untuk ide-ide Anda sendiri dan membantu Anda mengembangkan keterampilan teknis dan manajemen. Seorang mentor memberdayakan mentee, membantu mereka mencapai tujuan masa depan mereka melalui kemurahan hati, kesabaran, dan keinginan mereka untuk mengembangkan orang lain.

6. Kepemimpinan
Anda tidak harus menjadi manajer untuk memimpin dalam organisasi Anda. Mempelajari dan mempraktikkan semua keterampilan di atas menjadikan pemimpin yang efektif di tempat kerja saat ini. Demand Planners memiliki peran sentral dalam sebuah organisasi, menjembatani Keuangan, Penjualan, Pemasaran, dan Rantai Suplai, sehingga keterampilan kepemimpinan yang baik diperlukan untuk menyatukan orang-orang di bawah tujuan bersama.

Keterampilan ini tidak hanya akan membantu Anda menjadi Demand Planner yang sukses, tetapi juga akan memengaruhi lingkungan dan budaya tempat Anda bekerja dengan membangun kepercayaan dan menumbuhkan kecenderungan organisasi untuk bergerak menuju sesuatu yang lebih baik.
Read More
Peranan Logistik sebagai keuntungan kompetitif bagi Perusahaan
Sudah menjadi anggapan umum bahwa fungsi keuangan di suatu Perusahaan melihat fungsi logistik hanya sebagai kegiatan penunjang dengan anggaran belanja yang besar tiap tahunnya. Dan sayangnya, karena penggunaan teknologi yang ketinggalan zaman dan kurangnya data aktifitas logistik yang dapat ditindaklanjuti, fungsi logistik masih sering dianggap sebagai salah satu area pemborosan keuangan utama bagi banyak Perusahaan.

Operasi dan infrastruktur logistik selama ini juga terkenal lambat dalam mengadopsi teknologi inovatif dan/atau perubahan proses. Mengapa? Mungkin fungsi logistik tidak dilihat sebagai prioritas perusahaan, atau bahkan mungkin fungsi logistik itu sendiri yang berdiri teguh dan mengatakan proses selama ini telah berjalan dengan baik, atau bisa juga karena akan terlalu sulit untuk diubah.

Jadi, apa yang bisa dilakukan?

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dipertimbangkan oleh seorang CEO saat meninjau pengeluaran kegiatan logistik tahunan mereka, dan cara mereka dapat berkolaborasi dan memberdayakan tim logistik dengan lebih baik untuk mendorong kesuksesan Perusahaan:

1. Fungsi keuangan perlu memahami bahwa masalah logistik & transportasi dapat memengaruhi kesuksesan bisnis Perusahaan. Mereka tidak perlu menjadi ahli logistik, mereka hanya perlu tahu pertanyaan mana yang harus diajukan. Menanyakan hal berikut—dan memastikan tim logistik memiliki kumpulan data yang tepat untuk menjawab pertanyaan ini—akan dengan cepat mengungkap kelemahan dan peluang logistik:

1. Apakah biaya transportasi telah benar dengan apa yang harus dibayar, dan sesuai dengan harga pasar saat ini?

2. Apakah biaya logistik dapat mempengaruhi COGS? Jika demikian, bagaimana dan mengapa?

3. Berapa potensi pendapatan yang hilang & resiko dengan yang harus ditanggung Perusahaan apabila terjadi keterlambatan transportasi & kegiatan logistik lainnya?

4. Adakah solusi baru untuk mengotomatisasi proses logistik?

5. Apakah fungsi logistik di Perusahaan Anda memiliki alat/data waktu secara nyata (real-time) yang diperlukan untuk mengelola tantangan global supply chain saat ini secara efektif?

Jika sulit bagi tim Logistik Anda untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penting tersebut, bersiaplah untuk menyisihkan anggaran inovasi/optimasi tambahan untuk mendorong reformasi logistik di Perusahaan Anda.

Jika dikelola dengan benar, fungsi logistik dapat menjadi keuntungan kompetitif besar bagi Perusahaan Anda. Namun sebaliknya, kegiatan logistik juga dapat menjadi bahaya tersembunyi bahkan sumber pemborosan Perusahaan. Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas, seorang CEO dapat membantu menyempurnakan operasi logistik Perusahaan dan secara drastis dapat mengurangi jumlah pemborosan logistik yang dihasilkan.
Read More
Strategi dan solusi menghadapi kegiatan manajemen kontrak yang semakin kompleks
Perusahaan terbaik Fortune 500 dari berbagai segmen industri pada umumnya telah menggunakan Contract Lifecycle Management tools yang telah ditawarkan oleh penyedia paket aplikasi/suite fitur pengadaan ataupun ERP yang telah mereka gunakan. Namun, untuk meningkatkan infrastruktur teknologi yang kuat dan fungsionalitas manajemen kontrak yang lebih mendalam, perusahaan-perusahaan tersebut secara bertahap bergerak menuju penyedia aplikasi Contract Lifecycle Management system yang mandiri dan terbaik di kelasnya.

Prinsip manfaat utama yang diharapkan dari suatu Contract Lifecycle Management tools adalah untuk mengotomatisasi dan memperlancar proses siklus hidup kontrak-kontrak perusahaan. Perangkat lunak Contract Lifecycle Management tools yang terpusat dapat menyediakan repositori untuk semua data kontrak dan perjanjian serta mampu menyimpan data pemasok dan persyaratan kontrak dalam beberapa kasus yang dibutuhkan. Hal ini sering terbukti menjadi solusi holistik dan berwawasan ke depan karena visibilitas proses pengadaan dapat meningkat secara drastis.

Contract Lifecycle Management tools terpusat juga dapat membantu fokus pada kebutuhan dan penawaran kontrak global perusahaan-perusahaan tersebut dengan lebih baik dan efisien. Dengan persaingan internasional yang semakin dalam, setiap aspek siklus hidup suatu kontrak harus dapat diteliti dengan cermat, mulai dari pembuatan dan negosiasi hingga analisis dan pembaruan kontrak jika dibutuhkan.

Dengan terjadinya Supply Chain Disruptions 2 tahun terakhir ini, proses manajemen kontrak menjadi semakin kompleks. Ada banyak pihak yang terlibat secara eksternal dan dapat lebih banyak lagi departemen yang terlibat secara internal, serta dapat mengakibatkan ambiguitas dalam keseluruhan proses, dan menjadi sulit bagi para pemangku kepentingan untuk meminta pertanggungjawaban seseorang apabila terjadi masalah terkait kontrak.

Contract Lifecycle Management tools yang terpusat dapat secara efektif membantu untuk memastikan tidak ada opacity dalam siklus hidup kontrak dengan mendefinisikan kepemilikan dan akuntabilitas yang lebih jelas. Mekanisme tata kelola data yang diterapkan oleh Contract Lifecycle Management tools yang baik dapat mendukung kegiatan pengadaan yang lebih strategis dan dapat menghasilkan penghematan biaya yang lebih besar untuk perusahaan. Memiliki Contract Lifecycle Management tools yang lebih baik juga dapat meningkatkan aspek kepatuhan dalam proses pengadaan dan menciptakan dampak bisnis positif yang signifikan dalam hal kecepatan eksekusi kegiatan kontrak, hingga pengurangan kebocoran data kontrak perusahaan.
Read More
Menuju keunggulan industri logistik Indonesia dengan pemanfaatan teknologi Smart Logistics
Digitalisasi telah mengubah setiap sektor industri dalam beberapa tahun terakhir. Penerapan teknologi seperti kecerdasan buatan dan otomatisasi telah terbukti sanggup untuk menyederhanakan proses bisnis logistik, meningkatkan akurasi data, dan memungkinkan kegiatan logistik di setiap industri menjadi lebih efisien. Sebelumnya, salah satu sektor yang selama ini dinilai cukup lambat dalam adopsi teknologi terkini adalah sektor logistik dan pengangkutan. Dalam survei PwC pra-pandemi, hanya 28% penyedia transportasi dan logistik yang menilai diri mereka maju secara digital.

Ketika kita coba memikirkan kemajuan teknologi inovatif, kita mungkin akan langsung berfokus pada teknologi super canggih seperti virtual assistants, Artificial Intellegence, Machine Learning dan Robotika, tetapi terkadang solusi digital terbaik adalah penggunaan teknologi yang lebih sederhana namun tepat guna. Selama bertahun-tahun, perusahaan pengangkutan dan logistik mengandalkan proses manual atau berbasis kertas untuk mengelola perencanaan, pekerjaan, bukti serah-terima barang, hingga faktur dan penagihan.

Masa untuk kegiatan operasi logistik menggunakan spreadsheet atau lembaran kertas yang mudah salah dipredikasi akan segera berlalu. Sekarang, perangkat lunak manajemen transportasi memungkinkan pengelolaan proses tersebut dengan lebih mudah, mulai dari pesanan hingga faktur, dalam satu sistem yang terintegrasi penuh. Hal ini tidak hanya memungkinkan efisiensi waktu yang lebih besar dengan menghilangkan entri data yang sebelumnya dilakukan berulang-ulang untuk data yang sama, tetapi juga dapat menawarkan visibilitas waktu nyata (Real Time) pada kegiatan pelaporan atau penelusuran status pekerjaan logistik untuk pemangku kepentingan utama seperti pelanggan dan rekanan.

Perangkat lunak perencanaan rute (Route Planning Software) dapat membuat perjalanan kendaraan kargo lebih efisien. Di masa lalu, pengiriman barang kargo menggunakan kendaraan dapat berlangsung dengan tidak efisien, karena dipengaruhi oleh pilihan rute yang buruk atau lalu lintas yang tidak terduga. Satu pengiriman barang yang terlambat dapat berdampak langsung pada pengiriman lainnya di hari itu, yang dapat memengaruhi keuntungan yang dihasilkan pada bisnis logistik Anda, kepuasan pelanggan Anda, dan kemungkinan tingkat retensi pelanggan Anda.

Inefisiensi rute juga dapat menghabiskan banyak uang bagi bisnis logistik Anda – dan di sektor dengan margin yang sangat tipis, ini adalah yang harus Anda hindari. Namun, perangkat lunak perencanaan rute yang cerdas (Intelligent route planning software) akan secara otomatis menghitung biaya kendaraan logistik Anda per kendaraan atau mil dan memberi Anda pilihan rute yang paling hemat bahan bakar.

Dengan pembaruan status waktu nyata dan ETA yang tersedia, perencana transportasi Anda akan dapat melihat apakah ada sesuatu di dalam rute yang akan menyulitskan pengemudi Anda dan, jika perlu, mengalihkannya. Papan kedatangan langsung akan memungkinkan Anda untuk dengan mudah melihat setiap perjalanan yang mengalami masalah dan melihat hitung mundur pengiriman.

Pengemudi juga mendapat manfaat dari inovasi teknologi yang mendorong perubahan di sektor ini. Belakangan ini, banyak sistem manajemen perjalanan kargo dapat mengirimkan daftar pekerjaan kepada pengemudi mereka melalui WhatsApp, SMS, atau bahkan panggilan telepon, yang sulit dilacak dan diikuti. Sebelumnya, banyak yang mengandalkan lembaran kertas yang diberikan kepada mereka di awal hari kerja. Bukti pengiriman kertas juga menghadirkan banyak masalah bagi pengemudi nantinya, seperti resiko rusak hingga hilang.

Banyak sektor telah memetik manfaat dari inovasi digital, namun sayangnya hingga saat ini, perusahaan pengangkutan dan logistik masih cenderung tertinggal. Mari kita tingkatkan keunggulan industri logistik dengan pemanfaatan berbagai teknologi Smart Logistics untuk meningkatkan efisiensi operasi logistik di tanah air.
Read More
Melirik potensi bisnis Pergudangan On-Demand yang terus meningkat
Hingga dekade terakhir, ketika kegiatan perekonomian berjalan dengan baik, Industri Pergudangan seperti tidak ingin untuk memperbaiki konsep bisnis yang telah ada sejak puluhan tahun selama tidak rusak. Namun, ketika terjadi pandemi COVID-19 dan krisis ekonomi melanda, banyak konsep bisnis dan alur kerja Pergudangan tradisional terlihat mulai gagal.

Konsep bisnis penyewaan area gudang telah lama didasarkan pada komitmen dan kebutuhan jangka panjang. Misalnya, untuk mendapatkan area gudang yang baik untuk disewa, sejak dahulu sebuah perusahaan harus berkomitmen untuk melakukan penyewaan fasilitas gudang dengan jangka sewa waktu selama 10 tahun, yang berarti memprediksi dan merencanakan kebutuhan ruang selama satu dekade. Ini meninggalkan banyak ruang untuk terjadinya resiko kesalahan keputusan operasi terkait kebutuhan pergudangan, terutama karena perilaku konsumen berkembang begitu cepat.

Hal tersebut menyebabkan konsep bisnis Pergudangan on-demand jangka pendek makin diminati karena dapat mendukung kegiatan operasi logistik di era ekonomi seperti saat ini dengan menambahkan kelincahan (agility) dan fleksibilitas logistik. Perusahaan tidak perlu lagi menandatangani sewa lima tahun jika mereka hanya memiliki masalah pergudangan selama lima bulan untuk diselesaikan.

Selain itu, perusahaan dapat berfokus kepada peluang pengembangan bisnis baru dan bergerak ke pasar baru lebih cepat. Sebelumnya, biasanya dibutuhkan waktu enam bulan hingga satu tahun untuk mendapatkan ruang sewa pergudangan jangka panjang oleh suatu perusahaan. Dengan opsi penyewaan fasilitas pergudangan On-Demand jangka pendek, banyak perusahaan sekarang dapat menemukan ruang pergudangan sewa dengan jauh lebih cepat dan fleksible, sambil merencanakan jangka panjang kebutuhan pergudangan mereka.

Konsep bisnis Pergudangan On-Demand diprediksi akan menjadi tren perubahan berikutnya dalam proses evolusi industri real estate komersial dan ruang industri pergudangan pada khususnya. Selama beberapa tahun terakhir, kita dapat lihat perubahan di industri real estate ruang komersial yang terus berkembang dan para pelaku industri yang telah berpengalaman sebelumnya, terpaksa harus beradaptasi dengan para kompetitor pendatang baru dengan konsep baru seperti bisnis penyewaan ruang kantor sesuai permintaan, co-living, ritel pop-up, dan banyak lagi.

Ketika industri Logistik dan Pergudangan terus bergeser dan beradaptasi dengan lebih banyak pilihan dan solusi sesuai permintaan pelanggan, industri Pergudangan On-Demand ini akan terus menjadi sumber daya bagi perusahaan-perusahaan yang mencari kecepatan, fleksibilitas, dan efisiensi kegiatan pergudangan untuk menemukan area ruang gudang di era new normal pasca-pandemi.
Read More
Why an integrated digital supply chain ecosystem is aimed at creating a cost-efficient and optimized supply chain?
Too many companies still think of “egosystem” when they say ecosystem. These enterprises focus on a set of partner interactions that is centred on driving value for itself — joint actions like improving lead times, cost, quality and visibility are often examples of improving one’s “egosystem,” rather than improving for mutual benefit.

So what is a “true” ecosystem and what is the potential business value? A supply chain ecosystem is a community of organisations that shares and combines capabilities and develops equitable relationships to generate and exchange value to all participants. The network of relationships within a supply chain ecosystem amplifies the common value, which is not proprietary to an individual participant but shared across all participants.

Although the majority of supply chains are already connected with some trading partners, the nature, breadth and extent of the connections today are often limited. The majority of supply chain organisations have established digital connections necessary to run their supply chain efficiently, linking with Tier 1 suppliers that directly serve their operations and with 3PL service providers that can move their products. However, connections with critical partners such as end customers or contract manufacturers are less common, while just a minority extends their ecosystem to Tier 2 suppliers or competitors and beyond.

A number of supply chain ecosystem models are emerging that can enable the creation of joint value: end-to-end supply chain efficiency, innovative customer services, preventing risk and increasing agility, fostering innovation and achieving a broader and higher purpose.

Today’s most common business driver to digitally connect with partners is aimed at creating a cost-efficient, optimised supply chain. Over the next three years, CSCOs are planning to change gears and exchange much more value out of their ecosystem of partners. Over 40% of CSCOs are planning to integrate the ecosystem of partners to increase agility, innovation and purpose. Right now, the most appealing driver for ecosystem creation is connecting with partners to manage risk and increase agility across the end-to-end supply chain. The interest for this ecosystem model stems from the essential need to secure supply chain capabilities in the aftermath of the 2020-21 COVID-19 pandemic and ahead of an increasing number of risk events, from global trade wars and tariff changes to intense climate change events.

Participating in an ecosystem means exchanging value across participants. The value exchanged for the most common ecosystem models is less critical. Connecting for efficiency requires sharing operational capabilities, such as production or transportation capacity. The value exchanged for connecting for service refers to products and services that partners combine to benefit end customers.

However, most advanced ecosystem models require the exchange of more critical values. To connect for risk and agility, partners must share risk information that might include suppliers’ risk scores, disruption predictions or market intelligence. Connecting for innovation requires sharing intellectual property, while connecting for higher purpose calls for the ecosystem to work toward a common purpose rather than an individualistic one.

Many organisations are hesitant to share these values as they are often considered a competitive differentiation. Traditional organisations tend to be protective of these kinds of values. However, the essence of participating in an ecosystem is to open up and exchange such values for mutual benefits. This traditional and protective view totally misses the opportunity of multiplying the effect of value exchanges through an ecosystem. As the saying goes: “The whole is greater than the sum of its parts.”

CSCOs must blaze a clear path as they set their strategy to create or participate in multiple supply chain ecosystem models. CSCOs shouldn’t try to develop all models altogether. Rather, they should assess the readiness of their organisation to be willing to exchange that critical value with others. Success of an ecosystem directly depends on this readiness.
CSCOs should increase the understanding within the organization of the different ecosystem models by socialising the different values shared. They should overcome internal resistance to share critical and competitive value with the ecosystem by building a business case clarifying the value the ecosystem will provide.

Source: https://www.itnews.com.au/digitalnation/digitalnation/news/from-supply-chain-egosystem-to-ecosystem-570935
Read More
7 C’s are a great starting point in a journey to supply chain excellence.
There is an opportunity to grow; you have assessed the market, tested demand, perhaps you are trading via a distributor, or you have operations on the ground already. Now it seems the time is right to make a bolder step. It could be this is on home turf and you are confident you know enough about your operation to make a big step up; it may be in a new geography, but business is business the world over and you are down the track on establishing new relationships. The supply chain has worked pretty well to date and any issues have been jumped on and solved. What could go wrong?

Taking a systematic, structured approach to understanding how ways of working and organisational designs drive operational results will allow your business to manage trade-offs, identify opportunities and prioritise actions. It provides a vital starting point for:
1. Monitoring performance and aligning teams on key activities;
2. Establishing a transformation programme to step-change capabilities;
3. Confirming opportunities and risks as part of due diligence in a growth strategy.

Scaling up operations and the associated supply chain activities are fundamental decisions; the consequences of getting them wrong are always serious and can be fatal to a firm’s competitive capabilities and survival. Capital employed and costs will increase; can these be offset by increased revenues in time? We will consider the 7 C’s that should be focus areas when expanding supply chain operations and how to navigate a path to success.

Plans need to adapt, ever more so when scaling up operations, but there are essential elements that need to be included to increase the chances of success and provide guiderails in a journey to supply chain excellence. The 7 C’s are a great starting point, they are:

1. Capacity;
2. Complexity;
3. Costs;
4. Capital;
5. Culture;
6. Capability;
7. Collaboration.

Source: https://www.globalbankingandfinance.com/gearing-for-growth-how-to-scale-the-supply-chain-for-success/
Read More
How to increase productivity by saving time and better facilitate smooth operations for your warehouse
In order to ensure the efficiency of a warehouse, and ultimately your customers’ satisfaction, space is a crucial factor. There are many effective and practical ways to increase your storage capacity, and it doesn’t have to be through adding extra square footage, which is often a costly process. Maximizing space by going vertical is one of the smartest tips for storing goods. All you need is some extra shelves and the right equipment to facilitate warehouse work and to appropriately place items. Different types of shelving will help you sort out materials according to their size and type. For instance, pallet shelves are not practical for small items. This would only be a waste of space and a misplacement of certain kinds of goods.

Adopting a warehouse management system increases inventory accuracy and ensures that you are satisfying your customers and providing them with the right connections. Nowadays, consumers want their desires fulfilled wherever they are and however possible. The management system provides the desired alignment among advanced purchase methods, services fulfillment, and inventory management. One of the required options to help manage your warehouse is warehouse simulation modeling. This technology will allow you to experiment with different operations and several variables in order to accommodate the best solutions in a virtual setting. Physical testing to find out what’s best for your needs is time-consuming, financially imprudent, and is not capable of providing the best results. 

To best manage your warehouse, you need a management system to create a better environment for labor efficiency. This will increase productivity by saving time and better facilitate smooth operations for your workforce. Organizing workflow, resource usage, and space utilization are critical to your business’s growth and expansion. Training employees to work with technological methods makes you a part of today’s advancement in business processes and customer fulfillment.  

Finding substantial solutions for developing your warehousing system requires a better understanding of today’s variables. Considering a management system for your warehouse will help you improve the entire process from the layout of the distribution center to organizing shelves, and properly utilizing space. Warehouse management remains a crucial aspect of conducting business in this day and age. Facilitating a seamless workplace, promoting labor efficiency, and implementing modern methods are very important factors to incorporate in order to achieve your desired results.

Source: https://techbullion.com/how-to-better-understand-and-improve-a-real-warehousing-system/
Read More
Coca-Cola is going to great lengths to transport materials by using bulk shipping vessels amid the ongoing shipping crisis
Due to shortages delaying transportation, and in extreme cases halting it altogether, companies like Coca-Cola have had to get creative with the transportation of goods and materials across the world.

Coca-Cola is going to great lengths to transport materials by using bulk shipping vessels amid the ongoing shipping crisis. The carriers, which are normally used for loose goods such as grain, coal, and other raw materials, were chosen because the beverage company could not get the shipping containers and cargo space needed for transportation, Alan Smith, the procurement director of global logistics at Coca-Cola wrote in a post on LinkedIn. The company is currently using three of these ships to transport manufacturing materials.

Retailers like Costco and Target have chartered their own cargo ships, finding creative ways to combat these issues, but ports are still backed up causing mass delays because of the ongoing labor shortage and the increasing number of ships back on the ocean.

The ongoing supply chain crisis combined with shipping delays have already created shortages and price hikes across the country. In September, Coca-Cola's New York distributor said it's having a hard time recruiting truckers, further disrupting the supply chain, Insider reported. Other goods and products like paper, Nike sneakers, toilet paper, computer chips, and plastic goods are also in short supply as manufacturers try to meet demand amid the delays.

"No container, no problem," one user wrote on Twitter. "No, this isn't normal and it isn't really a great sign either."

Source: https://www.businessinsider.com/coca-cola-uses-bulk-vessels-amid-shipping-crisis-2021-10
Read More